- Back to Home »
- Tugas »
- PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Posted by : Unknown
Rabu, 28 Mei 2014
Pengertian :
Permintaan dalam isitilah ekonomi
disebut demand adalah jumlah barang dan jasa yang berada di
pasar dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu yang akan dibeli oleh
konsumen.
Penawaran adalah setiap produsen yang menghasilkan
barang dan jasa tertentu dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dengan cara
menjual hasil produk tersebut.
Hukum :
Hukum permintaan adalah hukum yang
menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang
diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.
Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang
yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin
sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris
paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau
faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang
yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah
barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran.
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan
dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia
ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah
barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila
faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI :
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Tingkat
pendapatan seseorang/masyarakat
- Jumlah penduduk
- Selera penduduk
- Fluktuasi ekonomi
- Harga barang yang
di tuju
- Harga barang
subsitusi
- Faktor lain
(harapan, hubungan sosial, dan politik)
Besar kecilnya
permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan
berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan
(tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan
seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan
perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan
Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga
terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain :
- Harga barang yang
dituju
- Biaya produksi
dan ongkos
- Tujuan produksi
- Teknologi yang
digunakan
- Harga barang
subsitusi
- Lain hal (factor
sosial/politik)
Apabila terdapat
perubahan harga barang yang dituju, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi
penawaran seperti : biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi , teknologi yang
digunakan, harga barang subsitusi dan lain-lain hal tidak berubah. Maka
penawaran akan ditentukan oleh harga, jadi besar kecilnya jumlah barang/jasa
yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall
perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum
penawaran.
Pendekatan Perilaku Konsumen
1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan Kardinal atau asumsi memiliki dasar sebagai berikut :
a. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur
b. Makin banyak barang yang dikonsumsi makin besar kepuasan
c. Terjadi hokum The Law of Deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasa
setiap satu-satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit
tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan
titik tertentu atau tambahan kepuasan akan semakin turun). Hokum ini
menyebabkan terjadinya Downward sloping Marginal Utility Curva. Tingkat
kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hokum gossen
d. Tambahan kepuasan atau tambahan 1 unit barang bisa dihargai dengan
uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh
tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal sedangkan jika
konsumen tidak memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka konsumen akan
membayar dengan harga murah.
2. Pendekatan Ordinal
Mendasar pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuntitatifkan dan antara
satu konsumen dengan konsumen yang lainnya akan mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama, oleh karena
itu muncul pendekatan ordinal yng menujukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi
barang dalam model kurva indifferent (kurava yang menggambarkan hubungan antara
dua jenis barang dimana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama pada tiap-tiap
titik kombinasi kuantitas kedua jenis tersebut). Pendekatan ordinal berdasarkan
pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain lalu memberikan urutan dari
hasil pembandingan tersebut.
Konsep Elastisitas
3 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi
mikro:
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/
respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan
kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang
yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan
hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan
sebaliknya.
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda perubahan.
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang
(Ec)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga
barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi
dan komplementer Dan juga pendapatan. Perubahan harga suatu barang akan
mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang
(Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi
dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer
(pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah
negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan
terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda
elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan
mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer
Δ Py Qy
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity
of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada
pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang,
besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan
jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan
rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——–
Q Y ΔY Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam
pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar
dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan
membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila
pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya
jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan
barang yang diminta sebut barang normal atau superior.